SIGMANEWS.ID – Jakarta, Warga Cikande terpapar radiasi akibat pencemaran zat radioaktif Cesium-137 kini harus menghadapi dampak ekonomi dan kesehatan yang berat. Salah satunya adalah pasangan suami istri, Sarkinah (49) dan Sahroni (51), warga Kampung Bayur, Desa Nambo Udik, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten. Mereka kehilangan pekerjaan setelah dua perusahaan tempat mereka bekerja dihentikan operasinya karena pencemaran tersebut.
“Kalau yang di rumah mah enggak terdampak. Yang di pabrik terdampak karena semua diliburkan. Jadi enggak ada penghasilan sekarang,” kata Sarkinah di kediamannya, Senin (11/10/2025).
Baca Juga: Tegas! Otoritas Iran Eksekusi Mata-Mata Mossad Israel
Warga Cikande Terpapar Radiasi Alami Dampak Ekonomi
Sarkinah sebelumnya bekerja di PT Bahari Makmur Sejati (BMS), sebuah perusahaan pengolahan udang beku. Aktivitas pabrik berhenti total setelah otoritas kesehatan luar negeri menemukan kontaminasi isotop radioaktif Cesium-137 pada produk ekspor. Sejak itu, ribuan pekerja dirumahkan termasuk Sarkinah, tanpa kompensasi maupun pesangon, meski telah bekerja lebih dari sepuluh tahun.
Selama tiga bulan dirumahkan, ia hanya mendapat pemeriksaan kesehatan di Puskesmas Cikande dan dinyatakan sehat. Namun hingga kini, belum ada bantuan sosial yang diterimanya. “Mudah-mudahan dapet bantuan aja dari pihak pemerintah, gitu. Tapi kalau untuk berobat dapat gratis,” ujarnya.
Suami Sarkinah Jadi Korban Langsung
Suaminya, Sahroni, bekerja di PT PMT, pabrik peleburan besi yang menjadi sumber lokal pencemaran radioaktif Cesium-137. Pabrik tersebut ditutup empat bulan lalu, dan Sahroni termasuk salah satu dari sembilan warga Cikande terpapar radiasi yang kini menjalani proses penyembuhan. Ia masih menjalani pengobatan rutin serta pemantauan kondisi kesehatannya oleh tim medis.
Sementara itu, Sarkinah berusaha mencari pekerjaan baru untuk menghidupi keluarganya, tetapi belum berhasil. “Rencana mah pengen sih, cuma gimana ya, susah nyari kerjaan,” keluh ibu tiga anak tersebut.
Pemerintah Tindaklanjuti Kasus Warga Cikande Terpapar Radiasi
Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menegaskan tengah melakukan mitigasi dan dekontaminasi untuk memulihkan kawasan yang terdampak. Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL), Rasio Ridho Sani, mengatakan pemerintah memperhatikan seluruh aspek dampak yang dialami masyarakat, termasuk sosial dan ekonomi.
“Pembicaraan dengan warga yang terdampak sedang dilakukan melalui koordinasi dengan Dinas Sosial,” jelas Rasio. “Dalam proses mitigasi dan dekontaminasi ini, kami melakukan upaya penanganan terhadap dampak kesehatan, sosial, dan ekonomi, khususnya bagi masyarakat yang terdampak kegiatan dekontaminasi,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq memastikan warga Cikande yang terdampak sudah direlokasi dan persoalan administrasi telah diselesaikan. “Sudah, sudah clear. Jadi tadi malam,” kata Hanif. Ia juga menegaskan bahwa proses dekontaminasi telah dilakukan untuk menetralkan sisa zat berbahaya agar tidak menimbulkan risiko baru.
Material Tercemar Sudah Diangkat
Pemerintah telah mengangkat sekitar 248,4 ton material terpapar radionuklida Cesium-137 dari 13 titik di luar kawasan industri Cikande. Material tersebut disimpan di fasilitas penyimpanan sementara milik PT PMT untuk mencegah penyebaran radiasi ke lingkungan sekitar.
Dari seluruh titik yang diperiksa, dua di antaranya sudah dinyatakan clear and clean, sementara dua lainnya masih dalam tahap pembersihan. Selain itu, proses dekontaminasi juga dilakukan di 22 perusahaan di sekitar wilayah Cikande, dengan 20 di antaranya sudah dinyatakan aman.
Rasio Ridho Sani menegaskan, upaya mitigasi terus dilaksanakan oleh tim gabungan yang melibatkan KBRN Gegana Brimob, TNI AD Nubika, BRIN, Bapeten, dan Pemkab Serang. “Kami memastikan seluruh kegiatan dekontaminasi berjalan sesuai standar keselamatan,” ujarnya.