SIGMANEWS.ID – Jakarta, Dua balita di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, diduga dibunuh oleh ayah kandungnya pada Jumat sore (25/7). Peristiwa tragis ini juga mengakibatkan nenek buyut pelaku mengalami luka.
Baca Juga: Gempa 7,4 SR Guncang Rusia, Peringatan Tsunami Dikeluarkan
Pelaku Ditangkap
Kapolsek Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Ajun Komisaris Yohanes Bonar Adiguna, menyatakan bahwa pihaknya telah menangkap W (24), terduga pelaku.
Polisi menangkap W tak lama setelah mendapat laporan dari tetangga. “Namun, proses pemeriksaan mendalam terhadap W belum dapat dilaksanakan karena kondisi kejiwaannya yang masih labil,” kata Yohanes ketika dikonfirmasi di Samarinda, Sabtu, 26 Juli 2025.
Dugaan awal kepolisian mengarah pada kemungkinan pelaku berada di bawah pengaruh zat terlarang
Peristiwa pembunuhan ini terjadi di sebuah rumah di Jalan Rimbawan 1, Gang Bakhrie 1, RT 33, Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Sungai Kunjang. Warga yang mendengar keributan dari rumah pelaku memberanikan diri untuk mengeceknya.
Mereka menemukan dua anak laki-laki berusia tiga dan empat tahun telah meninggal dunia. Di dalam rumah yang sama, seorang nenek ditemukan dengan luka lebam di tubuhnya.
Tim Inafis Polres Kota Samarinda bersama Unit Reskrim Polsek Sungai Kunjang kemudian mendatangi lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengumpulkan berbagai barang bukti.
Di antara barang bukti yang disita, terdapat sehelai kain sarung yang diduga kuat digunakan sebagai alat pembunuhan oleh pelaku. Beberapa benda lain yang ditemukan di lokasi juga telah diamankan polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut.
“Terkait korban, dua anak sudah dibawa ke rumah sakit umum. Satu korban wanita lansia dirawat di RS Hermina. Kami sedang ajukan permintaan autopsi untuk kedua jenazah sebagai bagian dari proses hukum,” kata Yohanes.
Untuk melengkapi penyelidikan, polisi telah memanggil dan memeriksa sejumlah saksi kunci, termasuk istri dan ibu kandung dari W.
Beberapa hari sebelum insiden, pelaku sempat menunjukkan perilaku tidak wajar, namun keluarga tidak menyangka tindakannya akan berujung sejauh itu.
“Sudah ada beberapa saksi yang kami mintai keterangan, termasuk istri dan ibu pelaku. Mereka cukup kooperatif. Nanti akan kami sampaikan perkembangan lebih lanjut,” ujar Yohanes.
Hasil Autopsi Dua Balita
Polisi mengungkap hasil autopsi dua balita yang dihabisi ayah kandungnya di Samarinda, Kalimantan Timur. Balita berinisial R (3) dan K (4) awalnya dilaporkan tewas karena dicekik, namun hasil autopsi mengarah pada dugaan lain.
Kapolsek Sungai Kunjang, AKP Yohanes Bonar Adiguna, menyampaikan bahwa menurut keterangan dokter forensik, kedua balita meninggal akibat kekurangan oksigen.
Penyebab kekurangan oksigen ini diduga bukan karena cekikan, karena tidak ditemukan bekas luka di leher. Polisi membuka kemungkinan bahwa kedua korban dibekap pelaku, namun dugaan ini masih perlu pendalaman lebih lanjut.
“Hasil autopsi korban diduga mati lemas karena kekurangan oksigen. Untuk kekurangan oksigen ini masih belum tahu dicekik atau dibekap, karena dari hasil tubuh dan leher korban tidak ada bekas luka,” beber Bonar, Sabtu (26/7/2025).
“Pelaku masih diamankan di polsek. Kami masih melengkapi bukti-bukti dan keterangan saksi jika memungkinkan kami akan lakukan gelar perkara,” tegas Bonar.
Motif Belum Diketahui
Polisi belum berhasil mengungkap motif W dalam menghabisi nyawa kedua anaknya, karena pelaku masih bungkam selama proses pemeriksaan.
“Untuk motifnya, sampai saat ini belum diketahui karena dari pelaku belum bisa memberikan keterangan. Sampai sekarang masih bungkam,” ujar Yohanes.
Berdasarkan keterangan keluarga, W diduga mengalami gangguan kejiwaan. Dalam dua bulan terakhir, W menunjukkan perubahan perilaku menjadi lebih pendiam. Polisi telah memeriksakan pelaku ke Rumah Sakit Jiwa dan masih menunggu hasil pemeriksaan.
“Masih menjadi dugaan, karena kami masih harus ke rumah sakit jiwa untuk melakukan observasi ke pelaku ada gangguan jiwa atau enggak. Karena kita takutnya hanya pura-pura sakit jiwa aja,” ungkapnya.