Seorang nenek bernama Patmirah (82) ditemukan tewas di Blora, Jawa Tengah, dengan luka sayat di leher dan wajah pada Jumat (25/7) malam

Tragedi di Blora: Nenek 82 Tahun Tewas Bersimbah Darah

SIGMANEWS.ID – Jakarta, Seorang nenek bernama Patmirah (82) ditemukan tewas tragis di Blora dengan luka sayat di leher dan wajah, sementara polisi masih menyelidiki penyebab kematiannya.

“Nenek meninggal dunia dengan luka di leher dan muka. Motif dan pelaku masih pendalaman,” ungkap Kasi Humas Polres Blora AKP Gembong Widodo, Sabtu (26/7).

Nenek tersebut ditemukan tewas di rumahnya di Dukuh Kalisangku, Desa Gempolrejo, Kecamatan Tunjungan, Blora, sekitar pukul 21.00 WIB oleh Suparni, anak korban, saat menjenguk ibunya di kamar belakang.

“Suparni syok melihat ibunya tergeletak tak bernyawa dengan luka bagian di leher dan bagian muka,” bebernya. Suparni kemudian berteriak meminta pertolongan kepada tetangga sekitar.

Tim gabungan dari Polsek Tunjungan, Satreskrim Polres Blora, Inafis, dan Satintelkam Polres Blora segera mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP serta memeriksa saksi-saksi.

“Hasil pemeriksaan awal menunjukkan korban meninggal dunia dengan dua luka sayat di leher dan muka,” ungkap Gembong.

Jenazah korban kemudian dibawa ke RSUD Kabupaten Blora untuk pemeriksaan dan autopsi guna memeastikan penyebab kematian, sementara polisi mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi kejadian.

“Kami telah mengamankan sejumlah barang bukti. Saat ini, jenazah korban masih di RSUD Blora menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut,” ujarnya.

“Kasus ini ditangani Satreskrim polres blora untuk mencari motif maupun terduga pelaku,” pungkasnya.

Baca Juga: Tragis! Dua Balita di Samarinda Diduga Dibunuh Ayah Kandung

Dugaan Pelaku Pembunuhan di Blora

Warga menduga pelaku adalah IMH (19), cucu korban yang rumahnya berada di belakang rumah Patmirah, karena belakangan diketahui sering depresi, melamun, dan tatapannya kosong.

IMH kerap mendatangi guru ngajinya sejak kecil, Ahmad Muhyiddin (54), yang berusaha menenangkannya dengan memberikan nasihat, mengingat IMH merupakan santrinya sejak TK hingga lulus STM.

“Saya tahu persis orangnya sangat baik, rajin, sopan. Penyebabnya dia mengalami depresi, gangguan jiwa. Dia lulus STM itu bekerja di Kalimantan. Dia ingin mengejar cita-citanya, makanya dia menabung untuk biaya kuliah,” ungkapnya.

“Daftar pelayaran diterima. Tinggal daftar ulang. Karena biaya yang nggak cukup, keinginan yang kuat, keadaan yang tidak memenuhi, akhirnya ibunya menyarankan tidak kuliah di pelayaran. Bahkan ibunya mengancam kalau nggak nurut orang tua, ibunya mau pergi. Akhirnya dia mengalami depresi, gangguan jiwa,” jelasnya.

Selama empat hari terakhir, IMH sering datang ke rumah Muhyiddin. Namun kondisinya sudah tidak normal. Saat diajak bicara omongannya ngelantur.

“Bicaranya sudah nggak normal dan nggak masuk akal. Karena dikira itu hanya terkena gangguan bangsa gaib. Saya mencoba untuk menyembuhkannya sehari, dua hari, sampai tiga kali. Ternyata saya lihat nggak ada gangguan dari bangsa gaib. Saya yakin ini depresi, gangguan jiwa,” jelasnya.

More From Author

Dua balita di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, R (3) dan K (4), diduga dibunuh oleh ayah kandungnya pada Jumat sore (25/7)

Tragis! Dua Balita di Samarinda Diduga Dibunuh Ayah Kandung

Gitaris dari band Radicta, Muhammad Redho (34) ditemukan tewas mengapung di Sungai Kitano, Kecamatan Martapura Timur, pada Senin (21/7) pagi

Tragis! Gitaris Radicta Tewas Dikeroyok 6 Pemuda di Martapura

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *