SIGMANEWS.ID – Jakarta, Ilmuwan akhirnya berhasil menemukan rafflesia hasseltii yang selama 13 tahun dicari di pedalaman hutan hujan Sumatra Barat. Spesies langka ini muncul di Hiring Batang Somi, Kecamatan Sumpur Kudus, setelah proses penelusuran panjang yang dilakukan siang dan malam oleh tim peneliti dan pemandu lokal.
Baca Juga: Longsor Banjarnegara Telan 3 Korban Jiwa, 25 Warga Masih Hilang dan Pencarian Diperluas
Rafflesia Hasseltii Ditemukan Setelah Pencarian yang Sangat Panjang
Penemuan rafflesia hasseltii ini dipimpin oleh pemandu lokal Septian Andriki bersama Dr. Chris Thorogood dari Oxford Botanic Garden and Arboretum. Dalam rekaman video, Septian tak kuasa menahan tangis setelah mendapati bunga langka itu mekar sempurna.
“Selama 13 tahun. Saya sangat beruntung,” ungkap Septian, yang selama lebih dari satu dekade menelusuri hutan lebat untuk menemukan spesies yang sangat sulit diprediksi masa mekarnya ini.
Tim ekspedisi menyebut perjalanan mereka berlangsung penuh tantangan, mulai dari medan terjal hingga kondisi hutan yang hanya dapat diakses dengan izin khusus. Chris Thorogood menggambarkan momen tersebut sebagai pengalaman langka. “Kami menemukannya! Kami berjalan siang dan malam melintasi hutan hujan Sumatra yang dijaga ketat oleh harimau, yang hanya dapat diakses dengan izin untuk bunga ini: Rafflesia hasseltii. Hanya sedikit orang yang pernah melihat bunga ini, dan kami menyaksikannya mekar di malam hari, ajaib,” tulisnya.
Karakteristik Unik Rafflesia Hasseltii
Bunga rafflesia hasseltii dikenal memiliki kelopak berwarna merah darah dengan bercak putih berbentuk bulat. Polanya yang mencolok membuatnya dijuluki “jamur berwajah harimau”, sebutan yang merujuk pada tampilan kelopak yang tampak eksotis dan garang.
Sebagai holoparasit, bunga ini tidak memiliki daun, batang, atau akar. Seluruh siklus hidupnya bergantung pada tumbuhan inang dari genus Tetrastigma. Selama sebagian besar waktu, ia bersembunyi di dalam jaringan inangnya dan hanya muncul ke permukaan saat mencapai fase mekar. Masa mekar pun sangat singkat, hanya beberapa hari, sehingga memperbesar kemungkinan bunga mati sebelum sempat ditemukan.
Ancaman Kepunahan dan Pentingnya Konservasi
Keberadaan rafflesia hasseltii semakin rentan akibat populasi yang kecil, ketergantungan pada satu jenis inang, serta kerusakan habitat yang terus terjadi. Banyak kuncup mati sebelum mekar, dan dalam satu lokasi biasanya hanya ditemukan sedikit individu.
Seorang peneliti spesies Rafflesia mengungkapkan bahwa populasi bunga ini di alam liar berada pada tingkat kritis. Banyak lokasi hanya memiliki kurang dari sepuluh kuncup, dan tidak semuanya berhasil mekar. Kondisi tersebut menempatkan spesies ini dalam kategori “sangat terancam punah”.
Ia menegaskan bahwa perlindungan in situ menjadi kunci utama. Interaksi manusia harus diminimalkan, sementara habitat asli perlu dijaga agar tidak berubah fungsi. Upaya ini menjadi langkah penting untuk memastikan keberlangsungan salah satu spesies bunga paling ikonis di Indonesia ini.
