SIGMANEWS.ID – Jakarta, Sebanyak 21 jenazah ditemukan di aliran Sungai Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, diduga kuat merupakan korban banjir Padang Pariaman atau galodo yang menghantam kawasan Jembatan Kembar Padang Panjang pada Kamis (27/11). Kapolres Padang Pariaman AKBP Ahmad Faisol Amir mengatakan pencarian masih berlanjut.
“Untuk sementara hingga malam tadi ada 21 jenazah yang telah ditemukan,” ujar Kapolres.
Tim gabungan yang terdiri dari polisi, TNI, BPBD, pemerintah daerah, relawan, dan warga melakukan penyisiran sejak bencana terjadi. Setelah dievakuasi, jenazah dibawa ke puskesmas terdekat sebelum dipindahkan ke RS Bhayangkara untuk identifikasi.
Baca Juga: Darurat! Banjir Sibolga Tapteng Picu Penjarahan Massal
Sungai Batang Anai Jadi Titik Terbanyak Temuan Korban Banjir Padang Pariaman
Dari hasil penyisiran, 19 jenazah ditemukan di Kecamatan 2×11 Kayu Tanam, satu jenazah di Lubuk Alung, dan satu lainnya di Batang Anai. Sebagian sudah dijemput keluarga, sementara lainnya masih menunggu kecocokan identitas.
“Untuk status ada yang diambil keluarga dan ada juga yg belum diambil,” kata AKBP Faisol.
Pencarian difokuskan pada titik-titik yang tertutup material banjir, karena arus deras membawa lumpur, batu, dan batang pohon hingga ke hilir sungai.
Galodo Penyebab Tutup Jalan Nasional
Banjir bandang atau galodo membawa material besar dari perbukitan, menimbun jalan nasional Padang–Padang Panjang. Tumpukan tanah, lumpur, bebatuan, dan batang pohon menutup akses vital di gerbang Kota Padang Panjang, Tanah Datar, hingga Jembatan Kembar menuju Lembah Anai.
Plt Kepala BPBD Padang Panjang, Noviyati, mengatakan jalur tersebut lumpuh total.
Material yang terbawa air menimbun seluruh badan jalan sehingga kendaraan tidak dapat melintas. Situasi ini menyulitkan akses penanganan bencana dan proses distribusi bantuan.
Tim Gabungan Intensif Buka Akses dan Cari Korban Banjir Padang Pariaman
Meski puluhan korban telah ditemukan, tim gabungan terus kembali ke lapangan untuk menyusuri aliran sungai dan area terdampak. Luasnya wilayah serta kondisi medan yang tertutup material membuat proses pencarian harus dilakukan dengan kehati-hatian tinggi.
“Pencarian terus dilakukan di sepanjang aliran Sungai Batang Anai. Tim akan berupaya maksimal mengevakuasi seluruh korban,” ujar Kapolres.
Di sisi lain, upaya pembersihan jalan nasional juga terus dilakukan menggunakan alat berat. Namun cuaca yang tidak stabil dan banyaknya material banjir membuat proses berlangsung lambat.
Dampak Banjir Padang Pariaman Meluas, Akses dan Mobilitas Terganggu
Bencana ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga memutus aktivitas masyarakat. Kawasan pintu gerbang Padang Panjang kini berubah menjadi hamparan lumpur, batu, dan kayu besar. Petugas bekerja sejak pagi hingga malam untuk membuka akses sambil memerhatikan potensi longsor susulan.
Masyarakat berharap cuaca segera membaik agar pencarian korban dapat dirampungkan dan jalur utama kembali bisa dilintasi.
