serangan beruang di Jepang

Mencekam! Serangan Beruang di Jepang Tewaskan Banyak Warga

SIGMANEWS.ID – Jakarta, Kasus serangan beruang di Jepang kembali mencuat setelah seorang petugas keamanan berusia 69 tahun diserang di toilet umum dekat Stasiun JR Numata, Prefektur Gunma. Insiden yang terjadi pada Jumat dini hari ini menambah panjang daftar pertemuan berbahaya antara manusia dan beruang di berbagai wilayah Jepang, di tengah kelangkaan makanan di habitat alami hewan liar tersebut.

Baca Juga: Darurat! Banjir Longsor di Sumatera Telan Banyak Korban

Serangan Beruang di Jepang di Gunma Lukai Petugas Keamanan Usia 69 Tahun

Menurut keterangan polisi, korban melihat beruang mengintip dari pintu toilet ketika ia hendak keluar. Saat mencoba melawan, ia terjatuh ke belakang dan menendang hewan itu hingga beruang setinggi sekitar 1–1,5 meter tersebut kabur.

Korban mengalami luka lecet di kaki kanan sebelum berlari ke pos polisi terdekat sekitar pukul 01.20 dini hari untuk melaporkan kejadian itu. Saat insiden terjadi, stasiun kereta sedang tidak beroperasi.

Data terbaru menunjukkan Jepang mengalami peningkatan kasus kemunculan beruang akibat berkurangnya makanan di hutan. Dalam periode April–Oktober, tercatat 197 korban serangan, mendekati rekor tahun sebelumnya.

Menelan Korban Jiwa di Prefektur Utara

Di beberapa wilayah seperti Akita, Iwate, dan Fukushima, kasus serangan semakin sering terjadi. Kementerian Lingkungan Hidup melaporkan 13 orang tewas sejak awal April, dengan sebagian besar insiden berada di kawasan pedesaan yang berdekatan dengan hutan.

Para ahli menjelaskan beruang turun ke pemukiman karena minimnya biji ek dan kacang beech, sumber makanan utama mereka di alam.

Serangan Beruang di Jepang Meningkat di Kawasan Wisata Populer

Tak hanya permukiman, kawasan wisata pun mulai terdampak. Di Shirakawa, salah satu situs warisan UNESCO, beruang beberapa kali terlihat berkeliaran hingga menyerang wisatawan asal Spanyol bulan lalu. Untuk mengurangi risiko, otoritas setempat menangkap enam beruang menggunakan perangkap madu dan menebang pohon buah yang menarik kedatangan hewan liar itu.

Pejabat penanganan satwa liar Shirakawa, Shiroki Mitsunari, mengingatkan bahwa jumlah penampakan beruang meningkat drastis:

“Sekarang ada jauh lebih banyak beruang yang datang,” ujarnya.

Di Arashiyama—destinasi wisata terkenal di Kyoto—peringatan serupa juga diberlakukan setelah beberapa penampakan terjadi di sekitar hutan bambu.

Sejumlah negara bahkan mengeluarkan peringatan perjalanan resmi bagi warganya yang hendak ke Jepang, termasuk AS, Inggris, dan China.

Berimbas ke Pariwisata dan Bisnis Lokal

Di wilayah Tohoku, resor pemandian air panas melaporkan penurunan pemesanan akibat kekhawatiran pengunjung. Di Iwate, seorang pria ditemukan tewas di luar rumahnya usai diserang beruang, membuat beberapa fasilitas pemandian menutup area outdoor mereka.

Seorang pengelola penginapan bernama Hironori Takahashi mengatakan bisnis tempatnya terpukul:

“Ini, yang terjadi di periode puncak, sangat memukul kami.”

Meningkatnya serangan turut memengaruhi pengunjung yang hanya datang untuk menikmati pemandian harian, dengan penurunan mencapai 70 persen pada hari-hari tertentu.

Serangan Beruang di Jepang Meluas ke Prefektur Lain, Termasuk Akita dan Miyagi

Di Akita, Taman Senshu sempat dibuka-tutup berulang kali setelah beruang terlihat berkeliaran. Empat orang tewas di prefektur ini sejak April. Sementara di Miyagi, peringatan “Waspada Beruang” dipasang dalam berbagai bahasa di kawasan wisata Narukokyo.

Seorang pejabat kota Osaki mengatakan upaya peringatan digencarkan untuk wisatawan asing:
“Kami bermaksud meningkatkan kesadaran semua pengunjung… tentang risiko beruang,” ujarnya.

Cara Menghindari Serangan Beruang Menurut Para Ahli

Peningkatan insiden membuat pemerintah dan akademisi mengedukasi masyarakat tentang langkah penyelamatan saat berhadapan dengan beruang.

Tips utama dari para ahli:

  • Tetap tenang, jangan melakukan kontak mata
  • Mundur perlahan tanpa berbalik
  • Jangan berlari atau memanjat pohon
  • Jika diserang, berbaring tengkurap dan lindungi kepala serta leher

Studi Universitas Akita terhadap 70 kasus serangan menunjukkan korban yang menggunakan taktik tersebut hanya mengalami luka ringan.

Pencegahan lain yang disarankan:

  • Membawa lonceng atau peluit
  • Berjalan berkelompok
  • Menghindari area hutan saat pagi dan senja
  • Menggunakan semprotan beruang bila tersedia

More From Author

banjir longsor di Sumatera

Darurat! Banjir Longsor di Sumatera Telan Banyak Korban

banjir Sibolga Tapteng

Darurat! Banjir Sibolga Tapteng Picu Penjarahan Massal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *