SIGMANEWS.ID – Jakarta, Kebakaran di Tambora, Jakarta Barat, menghanguskan lima rumah di kawasan padat penduduk pada Jumat (10/10/2025) siang. Dalam peristiwa tragis itu, satu orang warga dilaporkan meninggal dunia setelah terjebak di dalam rumahnya yang terbakar.
Kebakaran terjadi di Jalan Pangeran Tubagus Angke, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora. Petugas pemadam sempat mengalami kesulitan mencapai lokasi karena akses jalan yang sempit dan padat permukiman. Setelah api berhasil dipadamkan, polisi menemukan satu korban jiwa di antara puing-puing bangunan yang hangus.
Korban diketahui merupakan seorang pria dengan gangguan jiwa (ODGJ) berinisial AS (41).
“Dia terkunci dalam kamar, terjebak enggak bisa keluar. Ketika ditemukan sudah meninggal,” kata Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat, Syarifudin.
Syarif menjelaskan, total ada lima rumah yang habis dilalap api dengan total 11 penghuni terdampak.
“Jadi ada lima rumah, terus penghuninya ada 11 orang. Satu orang tewas dan ada beberapa luka lecet sedikit,” ujarnya.
Hingga saat ini, penyebab pasti kebakaran di Tambora masih diselidiki pihak kepolisian. Dalam proses pemadaman, Sudin Gulkarmat Jakbar menurunkan 21 unit mobil pemadam dan 105 personel untuk menaklukkan si jago merah.
Baca Juga: Kasus Dina Oktaviani: Apa yang Disembunyikan Bosnya? Fakta Mengejutkan Terungkap
Kesaksian Warga Soal Awal Mula Api
Salah satu warga yang menjadi korban, Anwar (48), menceritakan bahwa api pertama kali muncul akibat aktivitas pengelasan di sekitar lokasi.
“Api turun ke salah satu rumah karena ada orang lagi pengelasan pemotongan besi. Turun ke sini (lelehannya),” kata Anwar saat dikutip dari Antara, Jumat (10/10/2025).
Menurut Anwar, percikan atau lelehan las itu jatuh ke rumah yang terbuat dari bahan mudah terbakar.
“Mungkin kena asbes, asbesnya pecah, apinya masuk ke dalam, lalu menyebar ke rumah saya dan rumah-rumah lain. Kejadiannya sekitar pukul 09.30 WIB,” ungkapnya.
Warga sekitar sempat berusaha memadamkan api dengan air dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), namun kobaran api dengan cepat membesar dan sulit dikendalikan.
“Api terbawa angin dengan cepat, kita sama warga nyiram enggak berhenti-berhenti pakai APAR, udah enggak terbendung. Ada yang kena percikan api juga,” ujar Anwar.
Akibat kebakaran itu, seluruh surat berharga dan barang elektronik milik warga ludes terbakar.
“Surat-surat, barang-barang elektronik, segala macam ludes terbakar. Jadi yang menjadi korban kebakaran 11 orang, termasuk keluarga saya,” tutur Anwar.
Puluhan Korban Kebakaran di Tambora Jalani Pemeriksaan Kesehatan
Setelah kebakaran di Tambora, sekitar 50 warga yang menjadi korban kini mengungsi di Madrasah Miftahul Huda, RT 11/RW 07, Kelurahan Angke. Di lokasi pengungsian, para korban mendapatkan bantuan medis dari tim kesehatan setempat.
“Sekarang di lokasi pengungsian kita sudah ada dokter dan petugas kesehatan yang membantu penanganan karena ada beberapa warga yang syok setelah kebakaran,” ujar Camat Tambora, Holi Susanto, kepada wartawan.
Petugas dari Puskesmas Kelurahan Angke, Endang, mengatakan bahwa pemeriksaan awal mencakup pengecekan tensi, kadar gula darah, dan saturasi oksigen.
“Terus untuk yang lansia, nanti kita ada pemberian obat, karena kan banyak obat-obatan yang tidak terbawa sama mereka saat kebakaran,” katanya.
Untuk anak-anak dan balita, pemeriksaan dilakukan oleh petugas gizi.
“Tadi sudah diperiksa sama bagian gizi ya. Balita sih tadi ada satu orang, katanya masih ada tiga balita lagi,” kata Endang.
Kini, petugas gabungan masih menyelidiki penyebab utama kebakaran di Tambora dan mendata total kerugian serta kebutuhan korban terdampak. Pemerintah setempat juga tengah menyiapkan bantuan logistik serta tempat tinggal sementara bagi para warga yang kehilangan rumah.