SIGMANEWS.ID – Jakarta, Kasus Alvaro kembali menjadi pusat perhatian setelah polisi menetapkan ayah tirinya sebagai tersangka dalam hilangnya dan meninggalnya Alvaro Kiano Nugroho (6). Alvaro dinyatakan hilang sejak 6 Maret 2025, dan kerangkanya ditemukan di wilayah Tenjo, Bogor. Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly membenarkan bahwa pelaku adalah ayah tirinya sendiri dan kini proses penyidikan masih terus berjalan.
Baca Juga: Eropa Kompak Tolak Rencana Damai AS, Posisi Ukraina Makin Terjepit!
Kronologi Hilangnya Anak dalam Kasus Alvaro
Alvaro menghilang setelah berpamitan untuk melaksanakan salat Magrib di Masjid Al-Muflihun, tak jauh dari rumahnya di Ulujami, Pesanggrahan. Setelah ibadah, Alvaro tidak kembali. Tugimin mendapat informasi dari marbot bahwa seorang pria yang mengaku sebagai ayah Alvaro sempat datang ke masjid pada hari itu. Keluarga sempat menduga Alvaro diculik oleh pria tersebut.
Kepolisian yang membentuk tim gabungan menghadapi berbagai kendala, salah satunya adalah tidak adanya rekaman CCTV karena sistem perekaman yang otomatis terhapus setiap hari, serta laporan keluarga yang tidak dilakukan tepat pada waktunya. Meski begitu, polisi tetap menelusuri informasi dari saksi, sekolah, keluarga, DM Instagram, hingga laporan melalui saluran aduan.
Penangkapan Pelaku dalam Kasus Alvaro
Penyidik menangkap ayah tiri Alvaro setelah pemeriksaan intensif. Pelaku kemudian menunjukkan lokasi ditemukannya kerangka yang diduga kuat merupakan Alvaro. “Baru diketemukan kerangka manusia yang diduga merupakan Alvaro,” ujar Nicolas. Untuk memastikan identitas, kerangka dibawa ke RS Polri Kramat Jati dan akan melalui proses pemeriksaan serta tes DNA.
Motif Dendam di Balik Kasus Alvaro
Kakek Alvaro, Tugimin, mengungkapkan bahwa keluarga baru mengetahui dugaan motif setelah pelaku ditangkap. “Awalnya kita enggak tahu, setelah ada berita penangkapan, introgasi akhirnya saya ada bocoran. Dari bocoran itu ada yang memberitahukan bahwa ada motif, intisarinya dendam sama ibunya,” ujarnya. Tugimin menjelaskan bahwa pelaku kerap merasa cemburu terhadap istrinya, Arum, hingga menaruh kemarahan yang memuncak. “Dalam bentuk dalam arti kecemburuan. Cemburu sama istrinya, kalau telepon gak diangkat dianggapnya istrinya selingkuh, main sama laki-laki lain. Akhirnya timbul dendam,” katanya.
Fakta Tambahan dan Temuan dalam Kasus Alvaro
Penyelidikan selama delapan bulan membuat polisi menyisir sejumlah wilayah, termasuk Bogor, Banten, dan Sukabumi. Tugimin mengungkapkan bahwa selama proses pencarian, ayah tiri Alvaro justru sering ikut mencari, sehingga keluarga tidak mencurigainya. “Bapak tirinya itu juga ikut membantu mencari… Nah itu nyari berdua sampai malam baru pulang,” ucap Tugimin.
Namun belakangan, ia menyadari sikap tersebut hanya menjadi tameng. “Saya itu enggak sangka, ternyata kebaikan dia itu hanya ibaratnya ya buat kedok saja,” tegasnya.
Kematian Pelaku di Tahanan: Bagian dari Kasus Alvaro
Kapolres Kombes Nicolas Ary Lilipaly menyampaikan bahwa ayah tiri Alvaro meninggal dunia saat berada dalam tahanan. “(Meninggalnya) Sudah di dalam tahanan,” ucapnya. Penyebab kematian masih belum dijelaskan secara rinci dan akan dipaparkan dalam konferensi pers mendatang.
Langkah Lanjut dan Penanganan Kasus Alvaro
Polisi menegaskan bahwa proses identifikasi DNA akan menentukan langkah hukum selanjutnya. Selain itu, kepolisian juga menyampaikan bahwa penanganan kasus penculikan anak dilakukan dengan dukungan Direktorat PPA serta TPPO. Upaya pencegahan terus diperkuat melalui kerja sama dengan sekolah, masyarakat, dan Bhabinkamtibmas untuk menekan risiko penculikan di kemudian hari.
