SIGMANEWS.ID – Jakarta, Kasus Kadus Bengkayang mencuat setelah seorang kepala dusun berinisial FS di Kecamatan Siding, Bengkayang, Kalimantan Barat, dilaporkan atas tindakan bejat terhadap keponakannya sendiri.
Perbuatan itu berlangsung selama tiga tahun dan dilakukan berulang hingga delapan kali.
Korban mengalami kekerasan seksual sejak duduk di bangku kelas VII SMP, ketika usianya baru 14 tahun. Kini, di usia 17 tahun dan sudah SMA, korban akhirnya berani buka suara tentang penderitaannya.
“Saya mengalami kekerasan seksual dari pelaku sejak kelas VII SMP, dan sudah dilakukan sebanyak delapan kali. Selain itu, saya juga diancam akan dikeluarkan dari sekolah jika tidak menuruti keinginan dia,” kata korban sambil menangis.
Baca Juga: Heboh! 17 Siswa SMP Colomadu Karanganyar Tumbang Usai Makan MBG!
Kadus di Bengkayang Sudah Ditahan
Pengakuan korban telah disampaikan kepada penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Bengkayang. Menanggapi laporan itu, Kapolres Bengkayang AKBP Syahirul Awab melalui Kasat Reskrim AKP Anuar Syarifudin menegaskan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti kasus tersebut sesuai dengan prosedur yang berlaku.
“Perkara sudah ditindaklanjuti dan pelaku sudah ditahan di rumah tahanan Polres Bengkayang, dan dalam waktu dekat akan digelar konferensi pers,” ujar Anuar, Sabtu (11/10/2025).
Anuar menambahkan, Polres Bengkayang berkomitmen mengungkap fakta secara transparan serta memberikan perlindungan maksimal bagi korban. Seluruh proses penyidikan dilakukan dengan prinsip keadilan dan perlindungan terhadap anak sebagai korban.
“Kami juga mengimbau masyarakat untuk melaporkan setiap kejadian serupa agar penegakan hukum dapat berjalan efektif dan cepat,” imbaunya.
Terungkapnya Kebejatan Kadus Bengkayang
Kasus ini mulai terbongkar setelah ayah korban melapor ke Mapolres Bengkayang pada 22 September 2025. Dalam laporannya, ia menyebut anaknya menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh FS, kepala dusun di Kecamatan Siding.
Kebejatan FS terungkap setelah istrinya—yang juga bibi korban—kabur dari rumah karena cemburu terhadap unggahan suaminya di media sosial. Peristiwa itu kemudian menarik perhatian ayah korban yang mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Korban akhirnya mengaku telah diperkosa oleh FS selama tinggal di rumah pelaku. Aksi keji itu berlangsung berulang kali, dimulai sejak korban masih duduk di bangku kelas VII SMP.
“Kami pihak keluarga berharap pihak berwajib dapat melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait laporan ini demi keadilan dan perlindungan terhadap anak kami,” harap ayah korban.
