SIGMANEWS.ID – Jakarta, Jenazah Juliana Marins pendaki asal Brasil yang jatuh di jurang Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB), akan diserahkan ke keluarganya setelah proses autopsi selesai.
Dr. Ida Bagus Putu Alit, DMF. Sp. F dokter forensik RSUD Bali Mandara yang menangani jenazah korban mengatakan tak ada permintaan autopsi tambahan.
Jenazah hingga kini masih di Ruang Jenazah Forensik RSUP Prof Ngoerah.
“Jadi kembali ke penyidik karena ini barang bukti penyidik. Kalau penyidik sudah menyerahkan, tidak diperlukan lagi jadi diserahkan ke keluarga,” kata Alit, Jumat (27/6).
Lebih lanjutnya, Alit mengatakan kemungkinan jenazah Juliana Marins akan dikembalikan ke negaranya.
“Sepengetahuan saya karena di luar saya, ini akan dikirim ke negaranya. Tanggal waktu dikirimnya saya tidak tahu mungkin menungu jadwal juga,” ujarnya.
“Jenazah masih kita preservasi untuk mempertahankan bahwa jenazah dalam keadaat awet ke negaranya. Belum ada informasi (kapan pemulangannya) terakhir masih mencari jadwal penerbangan,” jelasnya.
Baca Juga: Finalis MasterChef Malaysia dan Mantan Suami Bunuh ART Indonesia, Divonis 34 Tahun Penjara
Jenazah Julian Marins Diserahkan ke Keluarga

“Menurut informasi, jenazah bule asal Brasil tersebut akan diterbangkan ke Brasil pada Minggu besok (29/6),” ucap Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol. Ariasandy, Sabtu siang (28/6).
Menurutnya, jenazah Juliana Marins telah diserahkan secara resmi kepada pihak keluarga dan perwakilan konsulat pada Jumat malam (27/6).
Meski demikian, kepastian jadwal penerbangan jenazah dari Bali ke Brasil masih menunggu konfirmasi maskapai penerbangan.
“Kalau informasi laporan dari Biddokkes Polda Bali, semalam sudah diserahkan kepada pihak keluarga. Rencana besok (Minggu) diterbangkan ke negara asal. Kita belum tahu waktunya karena masih menunggu jadwal penerbangan,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa semula jenazah direncanakan dipulangkan hari ini, Sabtu (28/6), namun tertunda karena tidak ada penerbangan yang tersedia.
“Rencananya hari ini dipulangkan, tapi tidak bisa karena tidak ada penerbangan. Jadi kemungkinan besok dan akan diantar menggunakan ambulans dari Polda Bali,” imbuh Ariasandy.
“Kematian disebabkan oleh kekerasan (terbentur) benda tumpul. Banyak ditemukan luka lecet geser di punggung, anggota gerak atas bawah, serta kepala. Yang paling parah di area dada bagian belakang yang merusak sistem pernapasan,” ujar Dr. Alit, didampingi Direktur RS Bali Mandara, Dr. I Gusti Ngurah Putra Dharma Jaya.
Dari hasil autopsi, ditemukan sejumlah tulang yang retak parah, khususnya di area punggung, dada belakang, dan paha. Luka-luka ini merusak organ vital dan mengakibatkan perdarahan internal hebat.