SIGMANEWS.ID – Jakarta, Kasus tragis mahasiswa Unud lompat dari lantai empat FISIP Universitas Udayana (Unud) Denpasar akhirnya terungkap lebih jelas. Kepolisian Resor Kota Denpasar memastikan korban berinisial TAS melompat dari lantai empat gedung kampus, bukan lantai dua seperti informasi yang sempat beredar sebelumnya.
Kepala Seksi Humas Polresta Denpasar, Kompol I Ketut Sukadi, menjelaskan bahwa fakta tersebut diperoleh berdasarkan keterangan saksi yang juga mahasiswa berinisial NKGA. “Rabu, 15 Oktober 2025, pukul 08.30 Wita, saksi bersama temannya inisial D sedang duduk di teras depan kelas lantai empat sambil menunggu dosen,” kata Sukadi, Kamis (16/10/2025) malam.
Baca Juga: Open BO Berujung Maut, Wanita Hamil Dibunuh di Hotel Palembang
Kronologi Mahasiswa Unud Lompat dari Lantai Empat FISIP
Berdasarkan keterangan saksi, TAS tiba-tiba muncul dari arah lift dengan membawa tas ransel dan mengenakan baju putih. Saat itu, korban terlihat panik dan gelisah sambil mengamati situasi sekitar. Sekitar 15 menit kemudian, tanpa diketahui sebab pasti, TAS tiba-tiba melompat dari lantai empat gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unud di Jalan Sudirman, Denpasar.
Mahasiswa lain bersama petugas keamanan kampus langsung mengevakuasi korban dan membawanya ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah. Saat tiba di Instalasi Gawat Darurat, korban masih dalam keadaan sadar namun terus mengalami penurunan kesadaran hingga akhirnya meninggal dunia.
“Korban mengalami pendarahan pada organ dalam dan kesadaran terus menurun. Pukul 13.03 Wita korban dinyatakan meninggal dunia,” ungkap Sukadi.
Hasil pemeriksaan medis menunjukkan korban mengalami patah tulang panggul kiri dan kanan, patah tulang lengan atas, serta patah tulang sendi kanan akibat jatuh dari ketinggian.
Dugaan Gangguan Mental dan Riwayat Menyakiti Diri Sendiri
Dari keterangan beberapa sumber di lingkungan kampus, diketahui bahwa TAS diduga sudah lama mengalami tekanan psikologis. Seorang petugas kebersihan yang enggan disebut namanya mengaku korban kerap membenturkan kepala ke tembok saat frustrasi.
Pesan berantai di grup mahasiswa juga menyebutkan perilaku serupa. “Dia sering benturin kepala ke tembok kalau ada pendapat dia yang dianggap salah waktu diskusi sama dosen,” tulis salah satu pesan yang beredar.
“Udah berkali-kali sebenarnya mau loncat dari gedung,” lanjut isi pesan itu.
Informasi ini menjadi dasar pihak universitas untuk memperkuat layanan konseling dan kesehatan mental bagi para mahasiswa setelah peristiwa tragis mahasiswa Unud lompat dari lantai empat tersebut.
Respons Universitas Udayana dan Layanan Konseling
Humas Universitas Udayana, Dewi Pascarani, menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya mahasiswa FISIP tersebut. “Universitas Udayana menyampaikan duka cita yang mendalam atas berpulangnya salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di lingkungan kampus Sudirman, Denpasar,” katanya dalam pernyataan resmi.
Pascarani menyebut pihak kampus langsung berkoordinasi dengan keluarga korban dan mendampingi ibu almarhum di rumah sakit. Universitas juga memberikan layanan konseling bagi mahasiswa yang terdampak secara emosional atas peristiwa ini.
“Universitas Udayana berkomitmen memperkuat program pendampingan dan layanan kesehatan mental mahasiswa melalui unit konseling di tingkat fakultas dan universitas,” ujar Dewi Pascarani.