SIGMANEWS.ID – Jakarta, Pemerintah Iran eksekusi mata mata Mossad Israel di Penjara Qom pada Sabtu (18/10/2025). Eksekusi dilakukan setelah Mahkamah Agung menolak permohonan grasi dan mengesahkan vonis hukuman mati bagi pria yang dituduh bekerja untuk badan intelijen Israel, Mossad.
Kepala Pengadilan Provinsi Qom, Kazem Mousavi, mengonfirmasi pelaksanaan eksekusi tersebut. “Eksekusi mata-mata ini dilakukan setelah konfirmasi oleh Mahkamah Agung dan penolakan permohonan grasinya di Penjara Qom,” ujarnya.
Identitas pria itu tidak diungkapkan, namun aparat menyebut ia mulai berhubungan dengan Mossad sejak Oktober 2023 dan ditangkap antara Januari hingga Februari 2024.
Baca Juga: Miris! Bocah 5 Tahun di Mesuji Ditemukan Dirantai dan Dipaku ke Tiang Rumah oleh Orang Tua
Kronologi Iran Eksekusi Mata Mata Mossad Israel
Menurut otoritas setempat, pria tersebut mengaku bekerja sama dengan agen Mossad, mengadakan pertemuan dengan perwira intelijen Israel, dan mengirimkan informasi rahasia melalui jaringan daring.
“Individu ini, atas alasan pribadi dan profesional, memulai kontak dengan dinas-dinas rezim zionis, mengadakan pertemuan dengan para perwira Mossad, terlibat dalam kerja sama intelijen, dan mulai mengirimkan informasi rahasia di dunia maya kepada rezim zionis palsu dan pembunuh anak-anak tersebut. Namun, melalui tindakan cepat dan cerdas oleh aparat intelijen dan peradilan negara, ia berhasil diidentifikasi dan kebocoran informasi sensitif tersebut dapat dicegah,” jelas Mousavi.
Eksekusi ini disebut sebagai bentuk penegakan hukum terhadap tindakan spionase yang dianggap mengancam keamanan nasional. Pihak pengadilan menjatuhkan vonis berdasarkan pasal moharebeh, atau permusuhan terhadap Tuhan, yang dikategorikan sebagai kejahatan berat di bawah hukum Iran.
Latar Belakang dan Dampak Iran Eksekusi Mata Mata Mossad Israel
Kasus eksekusi mata-mata Mossad oleh Iran menjadi yang kedua dalam waktu kurang dari satu bulan. Sebelumnya, pada 29 September 2025, Iran mengeksekusi Bahman Choubi-asl, seorang ahli basis data yang dituduh memberikan informasi rahasia kepada Mossad.
Beberapa hari setelahnya, enam pria juga dieksekusi di provinsi Khuzestan. Mereka dituduh melakukan pengeboman dan serangan bersenjata atas perintah badan intelijen Israel.
Pemerintah Iran menyebut langkah-langkah tersebut penting untuk menjaga keamanan nasional di tengah meningkatnya ketegangan kawasan. Pejabat di Teheran menuding Israel berada di balik sejumlah serangan rahasia dan pembunuhan ilmuwan nuklir di dalam negeri.
Selain itu, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) melaporkan empat pemimpin suku tewas dalam serangan di provinsi Sistan-Baluchistan. IRGC menuduh kelompok bersenjata pro-Israel berada di balik aksi tersebut, meski belum mengungkap identitas pelaku.
Reaksi dan Pandangan Terhadap Langkah Iran
Langkah Iran memicu perhatian internasional. Sejumlah kelompok hak asasi manusia menilai proses pengadilan di Iran sering tertutup dan tanpa pendampingan hukum independen. Namun, pemerintah Iran menegaskan bahwa semua proses sesuai hukum. Mereka yang dieksekusi disebut terlibat dalam aksi spionase dan sabotase terhadap negara.
Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia di Iran mencatat, sejak awal 2025, sedikitnya 12 orang telah dieksekusi atas tuduhan menjadi mata-mata Israel. Dari jumlah itu, sembilan eksekusi dilakukan setelah meningkatnya ketegangan akibat serangan militer Israel pada pertengahan tahun.