bencana Sumatera 2025

Darurat! Bencana Sumatera 2025 Tewaskan Ratusan Warga

SIGMANEWS.ID – Jakarta, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperbarui data terkait bencana Sumatera 2025 yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Data terkini menunjukkan total korban meninggal mencapai ratusan jiwa, dengan ratusan lainnya masih hilang. Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menjelaskan bahwa pendataan terus bergerak seiring operasi pencarian dan pertolongan yang masih berlangsung.

Baca Juga: Ngeri! 21 Jenazah Korban Banjir Padang Pariaman Ditemukan

Aceh: Korban Meninggal dan Hilang dalam Bencana Sumatera 2025

Di Aceh, korban meninggal dunia kini tercatat 96 jiwa, sementara 75 orang masih hilang. Korban tersebut tersebar di 11 kabupaten/kota yang terdampak langsung. Penambahan data berasal dari wilayah-wilayah yang aksesnya baru terbuka setelah proses evakuasi dipercepat.

Suharyanto menegaskan bahwa beberapa daerah yang sebelumnya tidak dapat diakses kini sudah terbuka kembali. Ia memastikan bahwa temuan terbaru menunjukkan sejumlah lokasi yang sempat dikhawatirkan, termasuk wilayah yang banyak dibahas warganet, ternyata tidak memiliki korban jiwa.

Sumatera Utara: Dampak Terberat

Sumatera Utara menjadi provinsi dengan jumlah korban terbanyak. BNPB mencatat 217 orang meninggal dunia, sementara 209 masih hilang. Angka ini terus bertambah karena tim gabungan menemukan korban yang sebelumnya masuk daftar hilang, sekaligus menerima laporan tambahan dari masyarakat yang baru bisa melapor setelah akses komunikasi pulih.

Korban banyak ditemukan di wilayah Tapanuli, terutama setelah operasi pencarian dilakukan secara intensif oleh Basarnas, TNI, Polri, dan relawan.

Sumatera Barat: Kondisi Mulai Pulih Meski Korban Tinggi

Di Sumatera Barat, data terkini menunjukkan 129 korban meninggal dan 118 masih hilang. Meski jumlahnya tinggi, BNPB menyebut situasi di Sumbar mulai menunjukkan tanda pemulihan lebih cepat dibanding dua provinsi lainnya. Cuaca yang mulai cerah mempercepat proses pembersihan wilayah serta memudahkan distribusi logistik.

Kabupaten Agam menjadi daerah dengan korban terbanyak di provinsi ini, yakni 87 meninggal dan 76 hilang.

Alasan Bencana Sumatera 2025 Belum Ditetapkan sebagai Bencana Nasional

BNPB menjelaskan alasan bencana ini belum dinaikkan statusnya menjadi bencana nasional. Suharyanto menegaskan:

“Yang dimaksud dengan status bencana nasional yang pernah ditetapkan oleh Indonesia itu kan Covid-19 dan tsunami 2004. Cuma dua itu yang bencana nasional. Sementara setelah itu banyak terjadi bencana gempa Palu, gempa NTB kemudian gempa Cianjur (bukan bencana nasional).”

Ia menyebutkan bahwa penetapan bencana nasional mempertimbangkan skala korban, tingkat kerusakan, dan kemampuan daerah menangani situasi darurat. Faktor akses dan kemampuan pemerintah daerah juga masuk dalam pertimbangan.

“Mungkin dari skala korban ya, kemudian juga kesulitan akses, bandingkan saja dengan kejadian sekarang ini. Memang kemarin kelihatannya mencekam ya… Tapi begitu sampai ke sini sekarang rekan media tadi hadir di lokasi kemudian tidak hujan,” ujarnya.

Saat ini, status bencana di tiga provinsi tersebut masih bencana daerah tingkat provinsi, namun pemerintah pusat sudah mengerahkan dukungan penuh.

Respons Pemerintah Pusat terhadap Bencana Sumatera 2025

Pemerintah pusat melalui BNPB, TNI, Polri, dan kementerian terkait telah mengirimkan dukungan maksimal untuk mempercepat evakuasi dan pemulihan. Presiden juga memerintahkan percepatan distribusi logistik, layanan kesehatan, pembukaan akses darat, hingga penyediaan hunian sementara bagi warga yang kehilangan rumah.

“Presiden memerintahkan untuk menambah seluruh kekuatan nasional, fokus untuk penanganan tanggap darurat secepat-cepatnya,” menjadi arahan yang ditekankan pemerintah.

Jumlah pengungsi terus meningkat karena banyak warga yang awalnya mengungsi mandiri kini beralih ke pos resmi yang fasilitasnya lebih memadai.

Desakan Agar Bencana Sumatera Ditetapkan sebagai Bencana Nasional

Sejumlah lembaga advokasi seperti YLBHI menilai bencana ini layak ditetapkan sebagai bencana nasional, mengingat luas wilayah terdampak dan dugaan kuat kerusakan hutan sebagai penyebab dominan. Mereka menyebut buruknya tata kelola hutan membuat banjir dan longsor semakin parah.

Edy Kurniawan dari YLBHI menyampaikan bahwa pengelolaan sumber daya alam seharusnya untuk melindungi warga, bukan justru memicu risiko bencana. Ia mendesak dilakukan audit menyeluruh terhadap perizinan di kawasan hutan, termasuk penindakan hukum jika terdapat pelanggaran.

LBH Medan juga menyoroti kerusakan ekosistem Batang Toru sebagai salah satu penyebab utama bencana di Sumut, mengingat banyaknya kayu gelondongan yang terbawa arus saat banjir besar.

Kesimpulan Terbaru Bencana Sumatera 2025

Total korban meninggal dari tiga provinsi kini mencapai 442 jiwa, sementara 402 orang masih hilang. Operasi pencarian, pertolongan, pembukaan akses jalan, serta pendistribusian logistik masih terus dilakukan tanpa jeda.

BNPB memastikan seluruh wilayah terdampak akan ditangani secara maksimal hingga kondisi kembali normal, dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat maupun daerah.

More From Author

banjir Padang Pariaman

Ngeri! 21 Jenazah Korban Banjir Padang Pariaman Ditemukan

banjir bandang Thailand

Mencekam! Banjir Bandang Thailand Tewaskan 162 Orang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *