SIGMANEWS.ID – Jakarta, Viral di media sosial menunjukkan sejumlah warga terdampak banjir Sibolga Tapteng berbondong-bondong memasuki minimarket dan supermarket di Sarudik, Simpang Tukka, hingga kawasan Sibolga. Mereka mengambil kebutuhan pokok seperti beras, mi instan, air mineral, hingga perlengkapan bayi karena stok di rumah telah menipis sejak bencana melanda pada 25 November.
Kondisi pasokan pangan yang terputus membuat warga panik. Rak-rak toko tampak kosong, situasi kacau, dan kerumunan warga memenuhi area pertokoan dalam rekaman video amatir yang beredar luas.
“Bantuan dinilai datang lambat, kebutuhan pangan sudah sangat menipis di daerah Tapteng. Ini salah satu Supermarket di Sarudik yang di jarah oleh masyarakat korban Banjir Bandang dan Longsor. Sangat kita sayangkan, tapi apa mau di kata kalau sudah urusan perut,” dikutip dari salah satu akun yang mengunggah video tersebut.
Baca Juga: Mencekam! Serangan Beruang di Jepang Tewaskan Banyak Warga
Penjarahan Meluas di Tengah Krisis Pangan Akibat Banjir Sibolga Tapteng
Aksi penjarahan tidak hanya terjadi di satu titik. Beberapa rekaman memperlihatkan warga masuk ke minimarket yang tutup dan diduga dibuka paksa untuk mencari bahan pokok. Di sejumlah lokasi, aparat hanya dapat mengawasi dari luar karena massa terlalu banyak.
Menurut keterangan warga, kelangkaan makanan terjadi setelah akses jalan utama menuju beberapa kecamatan terputus akibat banjir dan longsor. Distribusi logistik belum kembali normal sehingga warga kesulitan memperoleh bahan pangan.
“Urusan perut apapun akan di lakukan,” tulis seorang netizen menanggapi video viral itu.
Kelangkaan juga terjadi pada susu bayi, roti, popok, hingga kebutuhan dasar lainnya. Beberapa warga mengaku sudah berhari-hari tidak menerima bantuan.
Kondisi Memanas: Banjir Sibolga Tapteng Menutup Akses dan Ganggu Distribusi
Situasi diperburuk oleh langkanya bahan bakar. Sebagian warga takut pergi ke pusat kota karena risiko kehabisan bensin di jalan, sementara toko-toko di area lain juga sudah kosong. Di beberapa titik seperti Hutabalang, Pandan, dan Pinangsori, pasokan sembako dilaporkan kritis.
Sejumlah unggahan menyebutkan harga kebutuhan di wilayah tetangga meningkat tajam karena suplai terhenti. Cabe disebut mencapai Rp200.000 per kg dan telur menembus Rp90.000 per papan akibat putusnya distribusi dari arah Sibolga.
“Sibolga sudah mulai menjarah karena bantuan lambat datang. Sibolga penjarahan di Indomaret, rumah warga pun di jarah, ngeri,” ujar salah satu akun yang mengunggah video.
Pemerintah Mulai Buka Jalur Darurat Mengatasi Dampak Banjir Sibolga Tapteng
Pemerintah daerah menyampaikan bahwa empat jalur utama menuju desa-desa di Tapanuli Tengah masih belum dapat dilalui kendaraan. Upaya pembukaan jalur darurat sedang dilakukan agar bantuan logistik bisa segera menjangkau titik-titik paling parah.
“Saat ini masih banyak warga yang masih terisolir karena akses jalan terputus. Dikarenakan empat jalur menuju desa-desa di Tapanuli Tengah belum dapat dilalui,” kata Bobby di Instagram miliknya @bobbynst.
“Kami kini sedang berusaha untuk membuka jalur darurat agar bantuan logistik bisa segera menjangkau wilayah yang terdampak paling parah,” ujarnya lagi.
Menurutnya, korban banjir sudah dievakuasi ke Posko GOR Pandan. Di lokasi itu tersedia makanan, obat-obatan, listrik, layanan kesehatan, dan akses wifi untuk para pengungsi.
Krisis Memuncak: Warga Berebut Beras di Gudang Logistik
Sebuah video lain memperlihatkan beberapa warga memasuki gudang penyimpanan pangan dan membawa keluar beras. Pihak pengelola mengatakan stok beras dan minyak di gudang sebenarnya disiapkan untuk masyarakat, termasuk korban bencana, namun aksi pengambilan paksa dikhawatirkan mengganggu distribusi berikutnya.
“Kalau sudah diambil semua berasnya, mau darimana bantuan yang diberikan,” ujar salah satu pejabat terkait dalam pernyataannya.
Meski begitu, pihak penyedia logistik memastikan bahwa stok masih ada dan suplai tambahan sedang diusahakan melalui jalur darat, laut, maupun udara.
Warga Mendesak Bantuan Cepat
Situasi sosial di wilayah ini dinilai rawan meningkat menjadi konflik apabila kebutuhan dasar tidak segera dipenuhi. Banyak warga mengaku mengalami kelaparan, terutama lansia, bayi, dan keluarga yang terisolasi selama beberapa hari terakhir.
“Sudah banyak yang kelaparan, yang muda masih ok. Lansia dan bayi yang agak susah,” tulis salah satu warga dalam unggahan yang viral.
Masyarakat berharap bantuan pangan dapat tiba secepatnya agar ketegangan tidak terus meningkat di tengah dampak panjang banjir Sibolga Tapteng.
