banjir longsor di Sumatera

Darurat! Banjir Longsor di Sumatera Telan Banyak Korban

SIGMANEWS.ID – Jakarta, Gelombang banjir longsor di Sumatera sejak akhir November 2025 memicu krisis kemanusiaan di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Hujan ekstrem yang berlangsung berhari-hari menimbulkan korban jiwa, merusak ribuan rumah, memutus akses jalan, hingga membuat puluhan ribu warga mengungsi. Sebagian wilayah masih terisolasi dan pendataan terus berjalan sambil tim penyelamat berupaya menembus daerah yang tertutup lumpur dan reruntuhan.

Baca Juga: Darurat! Banjir Longsor di Sumut Tewaskan Puluhan Warga

Dampak Meluas di Aceh, Sumut, dan Sumbar

Hingga akhir pekan, otoritas mencatat lebih dari 170 orang meninggal dunia, ratusan lainnya hilang, serta ribuan kepala keluarga terdampak langsung. Sumatera Utara menjadi wilayah dengan korban terbanyak setelah banjir bandang dan longsor menerjang Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, hingga Kota Sibolga. Banyak desa terendam dan akses jembatan penghubung terputus, membuat bantuan harus dikirim melalui jalur udara maupun laut.

Di Aceh, banjir muncul secara tiba-tiba setelah hujan tanpa henti. Arini Amalia, warga Pidie Jaya, menggambarkan situasi awal bencana dengan suara bergetar:

“Airnya deras, arusnya cepat… sudah seperti tsunami. Kalau tsunami airnya hitam, [banjir] ini airnya kuning keruh,” ujarnya.

Ia hanya sempat menyelamatkan neneknya dan beberapa pakaian sebelum air setinggi pinggang mengepung rumah-rumah warganya. Saat kembali keesokan harinya, rumah itu telah tenggelam dan menyisakan lapisan lumpur setinggi satu meter.

Akses Terputus dan Aktivitas Warga Melumpuh

Di banyak daerah, listrik dan air bersih padam selama beberapa hari, sementara sinyal telekomunikasi hilang–timbul. Sejumlah desa di Aceh dan Sumut terisolasi total karena jembatan roboh dan jalan tertutup longsor. Warga mengungsi ke masjid, halaman toko, hingga balai desa yang lebih tinggi. Beberapa wilayah melaporkan kurangnya stok pangan, naiknya harga kebutuhan pokok, serta sulitnya mendapatkan bahan bakar.

Di Tapanuli Tengah, ribuan keluarga terdampak dan puluhan warga hilang. Pemerintah daerah mencatat pengungsian penuh dengan ratusan anak, lansia, dan bayi. Seorang warga Padang Sidempuan menyebut bahan pokok melonjak drastis dan pasokan BBM cepat habis.

Sementara itu di Sumatera Barat, banjir menerjang daerah bantaran sungai hingga kota-kota besar. Sejumlah warga kehilangan keluarga yang terseret arus. Suasana haru terlihat di kamar jenazah ketika setiap ambulans datang membawa kantong-kantong jenazah dari lokasi berbeda, di tengah proses pencarian yang masih berlangsung.

Penyebab Banjir Longsor di Sumatera: Siklon Senyar dan Kerusakan Lingkungan

BMKG menjelaskan hujan ekstrem dipicu oleh Siklon Senyar, sistem cuaca langka yang terbentuk di dekat khatulistiwa. Siklon ini membentuk klaster awan konvektif raksasa yang menumpahkan hujan berjam-jam di pesisir barat Sumatra.

Curah hujan di Aceh mencapai 300 mm per hari, sedangkan di sebagian Sumut mencapai 800 mm dalam empat hari, jauh di atas rata-rata bulanan normal Indonesia. Pakar atmosfer menyebut siklon ini muncul akibat pertemuan angin monsun Asia dan angin barat dari Samudra Hindia, diperparah suhu permukaan laut yang lebih panas dari biasanya.

Selain faktor cuaca, pakar lingkungan menilai bahwa:

  • Deforestasi memperparah erosi dan membuat sungai cepat dangkal
  • Lahan tertutup aspal/beton membuat air tak terserap optimal
  • Aliran sungai berubah bentuk akibat aktivitas industri dan pembangunan besar-besaran
  • Ekosistem penting seperti Batang Toru tergerus industri ekstraktif, membuat daya tahan alam terhadap hujan ekstrem melemah

Kondisi itu menyebabkan air turun lebih cepat menuju permukiman, sementara sungai tak mampu menahan debit air besar.

Respons Pemerintah dan Upaya Penanganan

Pemerintah pusat mengirimkan bantuan melalui pesawat Hercules dan A400 ke tiga provinsi, berisi tenda, perahu karet, genset, alat komunikasi, logistik makanan, serta tenaga medis. Tim gabungan TNI, Polri, Basarnas, dan BPBD terus membuka akses yang tertutup, mengevakuasi warga, dan memperbaiki jaringan komunikasi darurat.

Status tanggap darurat ditetapkan di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat untuk mempercepat mobilisasi bantuan. Pendataan korban dan kerusakan disebut sangat dinamis karena ada banyak desa yang baru bisa dijangkau.

Kesiapsiagaan Menghadapi Ancaman Cuaca Lanjutan

BMKG memperingatkan potensi hujan lebat masih mungkin terjadi akibat sisa-sisa pusaran siklon yang belum sepenuhnya hilang. Masyarakat yang tinggal di bantaran sungai, daerah rawan longsor, dan kaki bukit diminta segera mengungsi bila hujan deras berlangsung lebih dari satu jam.

Bencana banjir longsor di Sumatera kali ini memperlihatkan bagaimana kombinasi cuaca ekstrem dan kerusakan lingkungan menciptakan risiko besar yang memerlukan penanganan cepat, koordinasi lintas sektor, serta mitigasi jangka panjang.

More From Author

banjir longsor di Sumut

Darurat! Banjir Longsor di Sumut Tewaskan Puluhan Warga

serangan beruang di Jepang

Mencekam! Serangan Beruang di Jepang Tewaskan Banyak Warga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *