SIGMANEWS.ID – Jakarta, Peristiwa angin puting beliung di Malang terjadi pada Minggu (2/11/2025) sore, tepatnya di Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Angin kencang disertai hujan deras melanda sekitar pukul 15.00 WIB dan menyebabkan kepanikan warga. Dalam hitungan menit, pusaran angin besar memporak-porandakan pemukiman penduduk dan merusak ratusan rumah di dua dusun.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, menjelaskan bahwa cuaca ekstrem menjadi penyebab utama terbentuknya pusaran angin kuat tersebut. “Hujan dengan intensitas sedang hingga deras yang disertai angin kencang diduga menjadi pemicu cuaca ekstrem yang mengakibatkan terjadinya angin puting beliung,” ujarnya.
Baca Juga: Tragis! Gara-Gara Tidur di Masjid Sibolga, Mahasiswa Ini Malah Tewas Dikeroyok 3 Pria
Dampak Angin Puting Beliung di Malang: 115 Rumah Rusak
BPBD Kabupaten Malang mencatat sedikitnya 115 rumah terdampak angin puting beliung. Kerusakan tersebar di dua dusun, yaitu Dusun Krajan dan Dusun Semanding, Desa Sumbersekar. Sebagian besar bangunan mengalami kerusakan di bagian atap, sementara beberapa rumah hancur di bagian utama.
Sadono menyebutkan rincian rumah yang rusak, yakni sembilan rumah rusak berat, 14 rusak sedang, dan 92 rusak ringan. “Selain rumah warga, ada satu bangunan balai RT dan dua musala di RT 3 dan RT 5 RW 6 yang mengalami kerusakan ringan,” jelasnya.
Meski kerusakan cukup parah, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, sejumlah warga mengalami trauma akibat kencangnya hembusan angin yang datang tiba-tiba.
Kesaksian Warga Saat Angin Puting Beliung di Malang Terjadi
Seorang warga, Muhammad Harianto, mengaku melihat langsung bagaimana angin puting beliung terbentuk dan menghantam kawasan permukiman. Menurutnya, kejadian itu berlangsung sangat cepat, hanya dalam beberapa menit sebelum hujan deras turun.
“Jadi angin itu membentuk seperti bulatan dan berputar mengelilingi di lokasi ini. Langsung seperti bertiup kencang dan membawa semua yang ada di bawahnya,” kata Harianto. Ia mengatakan, suara keras dari benda-benda beterbangan membuat warga panik dan berusaha menyelamatkan diri.
Beruntung, rumah Harianto tidak mengalami kerusakan parah karena terbuat dari material kokoh. “Alhamdulillah rumah saya aman, cuma suaranya dari luar itu kayak benda-benda kebawa angin,” tambahnya.
Respons BPBD
Tim Reaksi Cepat (TRC) PB dan Poslap Singosari segera diterjunkan ke lokasi angin puting beliung untuk melakukan assessment dan pendataan kerusakan. BPBD juga berkoordinasi dengan perangkat desa, relawan, dan warga sekitar untuk membantu evakuasi dan memberikan bantuan awal.
“Kami melakukan koordinasi dengan pihak terkait, melaksanakan asesmen dan identifikasi. Distribusi terpal untuk penanganan darurat juga akan kami lakukan,” ujar Sadono. Hingga malam hari, petugas masih terus mendata jumlah rumah terdampak dan menyiapkan bantuan logistik bagi warga.
Warga Diimbau Waspada Cuaca Ekstrem
Pemerintah daerah mengimbau masyarakat agar tetap waspada menghadapi potensi cuaca ekstrem yang masih bisa terjadi di wilayah Malang bagian barat. BPBD juga terus memantau perkembangan kondisi atmosfer untuk mengantisipasi kemungkinan angin puting beliung di Malang susulan.
“Untuk sementara kondisi terkendali, namun kami tetap mengimbau warga agar waspada terhadap perubahan cuaca dan segera melapor jika terjadi kejadian serupa,” pungkas Sadono.
Peristiwa menjadi pengingat bagi masyarakat untuk selalu siaga terhadap potensi bencana, terutama di musim pancaroba ketika cuaca bisa berubah secara ekstrem dalam waktu singkat.
